25 September 2018

Tetap Sibuk Tanpa Facebook

Apakah gw sudah pernah bercerita bahwa gw sudah menghapus akun facebook gw untuk selama-lamanya?!?!?!?!

*bertanya pada warganet*
*tidak ada warganet yang menjawab*

Sekitar setahun yang lalu, atau lebih tepatnya setahun lebih dua bulan, gw menghapus akun facebook gw selama-lamanya. Sebenarnya udah maju mundur syantikkk sejak lama pengen ngehapus, tapi selalu urung dengan alasan ada beberapa orang yang emang cuma terkoneksi dengan gw di Facebook. Tapi setelah dipikir-pikir, ahelah bodo amat, kalau emang sekiranya gw butuh, gw bakal googling atau add di LinkedIn, lebih profesional. Atau seapes-apesnya ya putus kontak, kayak nggak pernah putus kontak sama orang aja, bbbzzzttt. Itu hal yang bikin gw sempat urung, sedangkan motivasi untuk ngehapus lebih banyak lagi. Utamanya sih postingan-postingan orang yang bikin gw ...


Udah ketebak lah ya postingan kayak apa yang bikin gw esmosi, tipikal banget deh gw :)))). 

Misalnya ajakan boikot Sbux karena mereka mensupport eljibiti tapi ajakan tersebut diposting lewat Facebook, gw kan jadinya...


Pernah coba cari tahu perusahaan apa aja yang eljbiti friendly? Beberapa diantaranya ya Facebook (otomatis Instagram dan WhatsApp juga), Apple, Microsoft, P&G, Ben and Jerry, Levis, dll, dll. Sebelum tulis status kayak gitu di Facebook sudah bersih-bersih rumah dari produk P&G yang jenisnya banyak banget? Sudah menghibahkan produk Apple pada orang lain kalau memang pake? Udah banting laptop sama komputer kalau kebetulan pake Microsoft? Lelah deh hayati. *sodorin Esia hidayah*

Atau contoh lainnya perkara ibu kerja atau nggak kerja dengan bikin postingan...

'Bu apakah Ibu akan menitipkan perhiasan pada pembantu?'
'Oh, tentu tidak Nak, Ibu tidak percaya.'
'Lalu kenapa Ibu menitipkan Aku pada pembantu?'

Ya kan lagi-lagi bikin...


Dua hal tersebut adalah dua contoh kecil dari kepusingan-kepusingan yang gw temui di Facebook, bukan tanpa usaha memfilter orang, rekor jumlah teman gw di facebook pernah sampai 1200 orang yang kemudian gw reduksi sampai 600an :)))). Bukan, bukan karena 600an yang gw hapus bikin emosi, tapi sebagian besar emang orang-orang yang gw pun nggak kenal dan cuma tahu sekilas, bahkan nggak pernah ketemu *self toyor* Meski udah melakukan prosesi hapus-hapusin teman, tapi pada kenyatannya gw emang udah bukan pengguna aktif dan males aja punya akun cuma untuk punya-punyaan, mending hapus sekalian.

Terus gimana setelah hapus akun? Nggak gimana-gimana. Hidup biasa aja. Ngehapus Facebook nggak bikin gw jadi kizmin atau kaya *duniawi oriented* tapi hakul yakin kalau gw belum hapus Facebook, mungkin sekarang gw udah darah tinggi karena terlalu hobi makan ciki dan emosi liat postingan Facebook. Repotnya, kalau ada event terus informasi cuma diposting via Facebook, atau jual beli barang seken yang seringnya iklannya via Facebook, ujung-ujungnya gw musti pake website normal dan beli sepeda hasil maling :)))

Pada akhirnya sih terserah mau pake sosmed apapun, ada yang memang rezekinya dari sana, misalnya dibayar buat nyebarin hoax jual produk atau promosi bisnisnya, tapi ya tetep aja, hati-hati yang utama. Kalau dulu bahaya sosmed cuma sampai di level iri-dengki dengan kebahagiann hidup palsu orang lain, sekarang udah sampai di level fitnah atau nyulut dan menyebarkan kebencian. 

Punya waktu 20 menit? Silakan tonton Last Week Tonight edisi terbaru tentang Facebook

Facebook ini yang bikin kebencian orang Myanmar terhadap Rohingya semakin berlipat-lipat karena 1)Facebook sendiri nggak punya mekanisme untuk mereview konten dan butuh waktu bertahun-tahun sampai mereka mempekerjakan orang Myanmar 2)Sumber informasi dari kebanyakan orang Myanmar cuma Facebook. Familiar? Tentunya, karena gw yakin bahwa banyak di antara kita yang sumber utama informasinya juga dari Facebook. Masalahnya, website semacam Facebook itu kan menyesuaikan user experience berdasarkan hal yang paling sering diakses. Iklan yang ditampilkan sesuai dengan link yang sering lo buka, misalnya. Jadi kalau hobi lo bacain berita yang isinya ngatain orang lain cebong atau kampret, maka berita yang sejenis itu yang bakal sering muncul.  

Kenapa gw jadi menasihati orang soal Facebook? Hih!! Pada intinya, kalau ada yang ragu mau ngehapus akun Facebook dengan alasan takut stabilitas kehidupannya terguncang, yakinlah, nggak akan kejadian. Lo akan tetap sibuk meski tanpa Facebook. Sibuk rusuh di sosmed lainnya maksud gw :))).

No comments:

Post a Comment