20 September 2018

"Dasar KNTL!"

Judul tersebut  adalah frasa dengan frekuensi tertinggi yang gw liat via sosial media selama kurang lebih beberapa waktu silam ketika Asian Games sedang dihelat. Ketika gw bilang sosial media, gw merujuk Twitter, karena cewe soleha abal-abal yang satu ini udah nggak punya Facebook, sedangkan Instagram gw cakupannya kecil dan adem-adem aja. Awal mulanya , seorang pebulu tangkis, sebut saja Jojo, melakukan selebrasi kemengangan dengan membuka bajunya. Gw yang udah uzur *coba tanya Ricky Subagdja dan Rexy Mianky, gw pasti tahu!* dan nggak terlalu ngikutin perhelatan olahraga pun bingung, "Ini Jojo siapa sih? Heboh banget ngalah-ngalahin wim cycle!" *krik*  Ternyata Jojo yang dimaksud adalah Jonatan Christie, atlet yang berhasil menyumbang medali emas. Selebrasi dese dengan cara buka baju bikin stabilitas terguncang karena banyak bermunculan komen-komen dari netijen perempuan seputaran 'rahim anget' dan sebangsanya.

Seperti biasanya, tipikal dinamika sosial media nggak akan berhenti smapai di situ, kerusuhan berlanjut ke perdebatan apakah komentar-komentar tersebut termasuk pelecehan atau nggak. Nggak, gw bukan mau ikut bahas apakah itu termasuk pelecehan atau nggak, monmap nih, untuk yang beginian gw nggak punya kualifikasi buat bahas. Meski pun kalau bahas hal lain gw tetep ga punya kualifikasi, tapi kalau bahas yang satu ini serem aja gitu, salah-salah gw yang berikutnya dikatain  "Dasar KNTL!" :))) 

Gw justru lebih merhatiin tanggapan yang diberikan oleh orang-orang yang menyebut diri mereka aktivis feminisme. Ada yang nanya baik-baik karena memang nggak ngerti malah digoblo-gobloin ada yang nggak setuju terus dikntl-kntlin. Besok-besok kalau feminis dianggapnya segerombolan orang yang kerjaannya marah-marah, benci sama laki, dan hobinya ngerendahin mereka yang nggak punya pengetahuan tentang feminisme, ya monmap, terima aja. Satu lagi, gw sempet baca tulisan dari seorang feminis yang bilang kalau laki-laki, dalam situasi apapun, ga mungkin bisa dilecehkan. Kalau ada kejadian, tetep jatuhnya bukan dalam koridor pelecehan. Monmap lagi nih, gw sih ga setuju, kalau mbaknya mau ngntl-ngntlin gw, silakan lho.

Anyway....sebenarnya inti hakiki dari tulisan ini adalah gw pengen nanya soal publik figur yang kebetulan pernah melakukan pelecehan dan punya karya yang ciamik. Nih ya gw ngaku, sejak Louis C.K. mengakui perbuatan doi solo seks di depan komedian perempuan, gw tetep aja nonton stand-up performancenya doi (berulang-ulang!), entah di Youtube atau di Netflix. Alasannya? Gw emang suka kerjaan doi, bri-li-an. Apakah hal ini bikin gw tergolong orang yang nggak ada moralnya? Apakah gw salah? Mustikah gw dibully massal oleh selebtwit yang standar moralnya paling bener sedunia dan seakhirat

Gw merasakan apa yang Miund tulis di sini...




Sayangnya, di kasus gw, gw tetep bisa menikmati karyanya Louis C.K. Makanya, gw sebenernya penasaran dengan apa yang orang lain rasakan dan lakukan, misalnya mereka yang fans berat House of Cards atau R. Kelly, priye perasaanmu?

No comments:

Post a Comment