03 January 2017

2017

Selamat 2017!!!



Gimana hari ketiga? Udah ngantor? Udah gagal resolusinya? 

Gw udah empet sama resolusi-resolusian karena kayaknya nggak pernah berhasil, meskipun di satu sisi gw juga nggak pernah serius bikin resolusi sih. Lah, kalo gitu, kok bisa empet? Hahahahahahangokhahahahaha. Seperti tahun kemarin, ada satu hal yang pengen gw lakukan, yaitu nyoba hal baru tiap bulannya, misal nyobain trial baking class, dancing class, crossfit, kesampaian? Kaga adaaaaaa. Ada deng, dancing class, sekali. Udah paling tua, paling oon lagi. Meski kalau dilatiih gw yakin gw bisa *duile Ning, situ oke?*. Gw bisa ngikutin tempo dan emang mayan luwes lah *pret!!* hasil jaman SMP ada mata pelajaran seni tari, wajib diikuti dan gw pernah sampai dikeluarin dari kelas akibat cengengesan mulu tapi pas dites lupa gerakan. Ih, ini kenapa jadi ngomongin seni tari?  

Selain kegagalan untuk nyoba hal baru tiap bulan, challenge menulis Enggres pun nggak kesampaian, segala hal yang gw targetkan memang hanya anget-anget taik ayam, bbbzzzttt. Dulu sempet challenge menyanyi selama 21 hari berturut-turut lalu hasilnya diupload, kesampaian sih, cuma nggak 21 hari, melainkan berbulan-bulan, sembilan bulan kali ada. Ngggaaaahhhhh!!!!

Ada yang bilang, kalau emang serius dengan resolusi, gaungkan resolusi tersebut ke khalayak ramai, supaya mau nggak mau, suka nggak suka, lo harus berusaha mematuhi, tapi kayaknya nggak ngaruh juga kalau di gw. Entah nggak niat dan kurang motivasi, entah cara untuk mewujudkan resolusinya yang salah.

Terus 2017 ini jadinya bakal blank aja tanpa resolusi? Engga juga sih, namanya sesumbar awal tahun tetap diperlukan gw rasa, cuma ya nggak usah terlalu muluk-muluk dan ambisius layaknya climate target Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, hyuk! Jadi berkaca pada apa-apa yang terjadi di 2016, maka di 2017 ini gw ingin menjadi less afraid. Ciyeeehhhh. Kok less afraid bukannya be brave? Karena be brave itu layaknya climate target Indonesia, sedangkan less afraid itu layaknya climate target negara-negara Scandinavia atau Western Europe. Untuk orang kayak gw yang cupu, conflict aversion, maunya compromise melulu, ga berani nanya atau bicara secara straightforward, be brave itu terlalu halu, ambisius, dan nggak ngukur diri; sedangakan less afraid itu nggak terlalu radikal dan disesuaikan dengan diri gw.   

Di 2016, ada hal yang gw pikir nggak mungkin, ternyata mungkin dan gw bisa tahu karena gw nanya dan mendapat jawaban, sesederhana itu. Kalaupun pada akhirnya gw mendapat jawaban yang nggak diinginkan, ya udah nggak apa-apa,  ‘no’ it’s still an answer though.  Di 2016 juga tiap gw merasa nggak nyaman sama seseorang, gw malah kabur. Kok kampret amat sih? Gw yang dibikin nggak nyaman, kenapa juga gw yang musti kabur-kaburan? Bukannya lebih baik untuk bilang, ’Sorry, but you constantly make me feel uncomfortable. Can you stop this, please?’ Di 2016, ada hal-hal yang ingin dilakukan tapi maju-mundur karena ngerasa, ‘Dah lah, kayaknya nggak mungkin juga,’ Lha, tau dari mana nggak mungkin kalau nggak dicoba, apalagi kalau nothing to lose, priye?

Oleh karena itu, di 2017 ini gw pengen banget untuk bisa less afraid. Less afraid dalam berbagai hal. Sebagai pengingat, mari kita tengok salah satu poster yang ada di HQ Facebook: 

pic from here

2 comments:

  1. ih keren deh.. gw mau warnain rambut taun ini.. :p #lessafraid

    ReplyDelete
    Replies
    1. abu-abu ya bos, kayaknya lagi hitz deh warna ini.

      Delete