20 September 2015

Nah, makanya baca

Lagi tadarus timeline twitter, seperti biasa, lalu menemukan artikel dari Business Insider berjudul 'Here’s what celebrity trainers actually eat for breakfast.' First thing crossed my mind was the OCD shit, jangan sarapan, ada jendela makan, dan bebas makan apa aja asal sesuai waktunya. 

Pertama soal sarapan. Kayaknya ini perkara sederhana, sampai sekarang gw selalu menganggap sarapan tuh makan terpenting dalam sehari. Udah sarapan aja kalo kerjaan lagi banyak jam sepuluhan udah laper banget dan berasa dongo, gimana gw nggak sarapan. Coba google dengan kata kunci 'the importance of breakfast', keluarlah semua hal penting tentang sarapan. Dari mulai ngasih nutrisi di pagi hari sampai mencegah kita makan kayak kesetanan di siang hari. Gw nggak punya gaya hidup sehat bak hipster-hipster kekinian, sama sekali engga. Gw juga brutal kok soal makan, but I still manage to grow at least one brain cell to verify this kind of shit. Sekarang gini deh, setahu gw di luar negeri, kalau mau jadi fitness trainers dan ngatur diet orang, harus certified dan nggak main-main. Salah satu orang di artikel tersebut malah trainernya Serena Williams, kebayang nggak kalau abal-abal? Sekarang ada tukang sulap yang bodinya tiba-tiba sixpek, kasih teori diet, terus nggak pake verifikasi info sana-sini semua berbondong-bondong ngikutin.

YHA!

Etapi sebenernya ini bukan mau bahas OCD (yang gw yakin punya fans garis keras), tapi lebih ke gimana mudahnya kita kebawa-bawa tren kekinian yang entah sebenarnya bener atau enggak. Apa hal tersebut cuma karena kedengeran kece atau beneran ada manfaatnya. Kalau pun beneran ada manfaatnya, ya apa pas untuk semua orang? Belum cencu. Gw pernah nyobain diet mayo ala-ala, terus giv-eup di hari pertama. Apa pasal? Gw kan darah rendah, sering ditolak donor darah karena biarpun badan gembil tapi tensi seringnya di level 90/60. Diet Mayo cuma bikin puyeng pala berbi, sebelum ambyar beneran, mending dihentikan *langsung gadoin Royco*

Sama kayak pas kapan itu  kemarin-kemaren lagi buka fesbuk, Teh Tiffa, cerita tentang banyaknya orang yang ikut-ikutan tren kekinian tapi nggak tahu itu bener apa engga. Dari mulai infused water (air kobokan rumah makan Padang/Sunda kan ini? Secara ada irisan jeruknya gitu. *toyor*), essential oil, sampe lotus birth (dafuq is lotus birth? akik ga tau ini apaan). Dia bilang makanya baca yang bener, Iqra. Ih, bener banget. 

Hal ini juga yang pernah dikeluhkan temen gw. Backgroundya adalah nutrisi, jadi tahu bener apa-apa tentang gizi, nutrisi dan badan manusia. Dia bilang terlalu banyak misleading informasi. Hal-hal dasar tentang nutrisi justru nggak digubris orang karena nggak terdengar keren sama sekali. Sekarang semua orang lebih milih untuk ngikut artis atau selebtwit karena apa yang ditawarkan cenderung terkesan lebih keren.

Ini kok buntut-buntutnya ngomongin gizi dan nutrisi? Yabes contoh di sekitar gw kebanyakan tentang itu. 

Intinya sih kroscek setiap informasi yang didapat. Krosecek pun sumbernya pilih-pilih karena nggak semua sumber bisa ngasih info yang reliable. Kalau ada di lingkungan kampus, dengan akses jurnal, ya nggak ada salahnya juga cari sumber dari situ, lumayan bisa pencitraan biar disangka intelek. Kalau pun setelah kroscek ternyata metoda/tren tersebut 'bener', tetep aja musti lewat proses 'trial' sama diri sendiri, ya karena itu tadi, hal yang pas untuk orang lain belum tentu pas untuk diri sendiri.

No comments:

Post a Comment