29 March 2017

Penistaan Calon Karyawan

Judul lebay abis, biarin.

Begini, ketika you punya perusahaan, jangan kampret sama (calon) karyawan seperti yang diceritakan seorang teman.

1. Di tempat kerja temen gw yang lama, bosnya mau mempekerjekan seseorang dari India. Terus si bos ini bilang ke calon karyawan tersebut untuk mempermudah prosesnya karena saat itu lagi susah visa dan blablabla, pergi dulu deh ke Singapura, pake visa berkunjung. Akhirnya si calon pegawai yang baru lulus ini (catet, baru lulus, berarti belum punya penghasilan) minjem uang sana-sini supaya bisa pergi ke Singapura. Di hari dia harusnya tanda tangan kontrak, si bos ini berkilah dan bersilat lidah dan mengatakan bahwa dia nggak jadi mempekerjakan orang India ini. 

Me lyke...



2. Di tempat kerja salah satu temen gw (nyeritain temen mulu, kesannya punya banyak temen, padahal sih.....) lain lagi ceritanya. Ada seseorang (sebut saja Mawar) yang udah dapat offering, udah oke oce, lalu Mawar ini tanda tangan kontrak, udah resmi dong ya jadi karyawan. Nggak lama, ternyata ada kandidat yang dirasa lebih oke oce, sebut saja Melati. Organisasi ini memproses Melati dan memutuskan untuk mempekerjakan Melati daripada Mawar. Mawar yang sebelumnya udah diterima dan udah tanda tangan kontrak dihempas begitu saja. GILA NGGAK TUH?!?!
Lalu apa yang terjadi? Melati nolak tawaran ini. Sokorin!!!!! Tapi tetep aja, gimana coba rasanya jadi Mawar. Selain (menurut gw) melanggar hukum (iya nggak sih termasuk pelanggaran?), kebayang dong kalau Mawar resign dari tempat kerja dia sebelumnya atau udah mempersiapkan proses kepindahan ke sini (kalau dia bukan orang lokal).

Jadi kalau di antara pemirsa ada yang punya perusahaan atau mempekerjakan orang, baik-baiklah sama (calon) karyawan. Ya, buat pengingat diri sendiri, siapa tahu di masa depan gw jadi founder apaan gitu kayak Elon Musk, Zuckerberg atau Bill Gates.

YHA.

No comments:

Post a Comment