20 January 2017

Thailand.....Sawadikaaa!!! (Printilan)

Mak, masih ya bahas Thailand. Gapapa deh  telat dapet daripada nggak dapet sama sekali. Banyak hal yang bikin gw amazed dengan Thailand ini, kejadian random atau hal-hal lainnya yang berkenaan dengan (jalan-jalan ke) Thailand, lebih tepatnya sih Bangkok karena beda kota mungkin beda hal. Sekarang gw akan coba rangkum.
  • Bangkok ini panasnya bukan alang kepalang (ini baru panasnya dunia!!!) padahal gw berkunjung di Bulan November. Kebayang kalau main ke sana sekitar Juli. Gw nggak paham sekarang, mana yang lebih panas, Penang atau Bangkok. Intinya, cengdem dan sunblock itu wajib hukumnya.
  • Murah. Gw nggak bisa berkata-kata ketika gw menuju Bandara Don Muang dari Hua Lamphong dan harga tiket keretanya 5 thb alias 2000 perak. Coba bayangin, masuk toilet di stasiun bayar 3 thb, sedangkan perjalanan kereta selama 40 menit dihargai 5 thb. Iki opoooo???? Meski perlu diingat bahwa itu kereta buluk ya, bukan MRT dan rawan telat juga. Belum lagi kejadian waktu mau mengunjungi Asiatique. Kebetulan kami naik bus yang jelek (indikator bus jelek, selain emang busnya nyata-nyata jelek, adalah nggak ada AC) lalu Hancong bilang, 'Ini ya, kalau busnya jelek gini, gratis ini.' Apa-apan ini????
  • Raja adalah segalanya. Setelah Raja Bhumibol meninggal, masa berkabung di Thailand berlangsung selama satu tahun, para penduduk dan pendatang disarankan untuk memakai baju gelap atau menggunakan pita warna hitam. Untuk mengenang kebaikan raja, banyak hal yang dilakukan, seperti bagi-bagi makanan yang dilakkan oleh berbagai organisasi atau berdoa bersama dan masuk wilayah Ayyuthaya gratis (universe bless the king). Awalnya, gw pikir lebay juga ya, tapi setelah dneger cerita sana-sini, Raja Bhumibol ini memang warbiyasak, wajar kalau rakyat segitu cintanya. Selama dia sakit, banyak rakyat nungguin di depan rumah sakit sambil nangis-nangis meluk fotonya. Sekelumit cerita yang gw denger dan baca, dia memang hobinya blusukan dan ngobrol sama rakyatnya soal masalah yang mereka hadapi, setelah itu dia akan bantu cari solusinya. Dia hobi fotografi dan juga main sax, tapi ya gw pikir hobi-hobi belaka, ibarat kayak gw, moto cuma bisa pake auto mode, lha ternyata nggak! Dari majalah Travel 3Sixty, gw jadi tahu kalau kemampuan doi bermain sax emang mumpuni, dese sempet nulis komposisi dan  enam diantaranya dimainkan di Broadway, belum ditambah paten-paten yang dia miliki.
  • Nggak selalu murah. Ini kalau kita ngomongin soal harga tiket BTS dan MRT. Meski ada kemungkinan bahwa kita menaiki bus gratis, tapi kalau harga tiket BTS atau MRT emang nggak murah.
  • Bikshu. Mayoritas orang Thailand merupakan pemeluk Buddha, sehingga Bikshu memang punya posisi spesial di masyarakat. Kalau MRT/BTS pada umumnya punya reserve seat untuk orang hamil, anak, orang tua, orang sakit, di Thailand ini reserve seat juga ditujukan untuk Bikshu. Di stasiun kereta pun ada ada kursi tunggu yang memang didedikasikan untuk para Bikshu. Satu waktu gw masuk ke dalam kuil dan mendapati biksu sedang berdoa, karena damai dan khidmat, ya gw menyimak sebentar. Tepat ketika gw keluar dari kuil, ada seseorang mendekati sambil nanya, 'So, you are Buddhist ya?' One of best thing I have ever heard 8'))). 
  • Propaganda masih kuat. Waktu itu gw dan Hancong sedang dalam kereta menuju Ayyuthaya dan kereta sedang berhenti di suatu stasiun. Semua berjalan syahdu, sampai tiba-tiba gw mendengar musik berkumandang dan Hancong bilang, 'Berdiri lo!' Meski gw nggak tau situasi apa yang gw hadapi, ya gw ikutan aja. Ternyata setiap jam 8 pagi dan jam 8 (atau 6?) sore, lagu kebangsaan atau himne raja diputar, dan saat itu kita diminta berdiri.
  • Transgender itu biasa. Ini bukan hal yang asing sih sebenernya. Dengan maraknya show yang dilakukan para lady boy, keliatan lah kalau trasgender itu bukan hal yang asing. Cuma kan lady boy itu komersial nan on the spotlight sebagai cara mereka cari nafkah, nah transgender yang gw maksud ya mereka yang terintegrasi dengan society dan jalan melenggang asik sama gengnya.. Hal yang biasa gw temukan adalah trans dari cowok jadi cewek yang akhirnya bergaul asik sama cewek-cewek pada umunya sambil gosip-gosip.   
  • Anello adalah keontji. Gw pikir popularitas tas Anello ini hanya di Singapura (karena starter kit pemuda-pemudi di sini dalam hal tas adalah Anello, Herschell atau  Fjällräven Kånken), ternyata gw salah. Di Thailand ini tas Anello mendominasi style para muda-mudi. Bahkan anak Indonesia yang sedang kuliah di sini buka PO untuk tas Anello-KW. Yabes, harga Anello original dan KW udah ibarat langit dan bumi.
  • Masjid, musala, dan adzan. Masjid dan musola (surprisingly) easy to find dan adzan boleh berkumandang. Di negeri yang majoritas umat beragamanya bukan muslim, tapi hal-hal seperti ini diizinkan, sungguh bikin hati hangat. Bahkan gw nggak nyangka kalau makanan halal pun cukup mudah didapat, oh influence Malaysia, sungguh indah. Ditambah (lagi-lagi) andil Raja Bhumibol yang ingin merangkul semua umat, di mana dialah yang membuat terjemahan quran tersedia dalam Bahasa Thailand, termasuk menyoal halal center dan sebagainya :')
  • Scam. Udah nggak aneh lah ya, pokonya hati-hati oleh bujuk rayu supir tuk-tuk yang menjanjikan untuk mengantar kita ke tempat yang asoy lalu narik bayaran gede atau warga random nagih bayaran karena lo mengunjungi suatu tempat padahal tempat tersebut gratis.
Kapan-kapan mampir Bangkok lagi karena masih banyak yang belum dilihat. Cukup sekian dan terimakasih. 

p.s. Selamat Inagurasi wahai Amerika, God bless you.

No comments:

Post a Comment