06 December 2016

Bangkok.....Sawadikaaa!!! (Part 1)

Gw baru balik dari Thailand, Bangkok tepatnya. Gosong optimal tapi ga pake acne breakout kayak waktu habis dari Penang dulu, Alhamdulillah!! Luar Biasa!! Allahu Akbar!!! Gosong mah gapapa, gw demen 8"))) 

Agenda utama Mbangkok kali ini adalah syuting challenge season 4!!! Astaga, udah season 4 aja!!!*bener kan ya season 4?!* Totalitas juga gw hahahahah. Kenapa Bangkok? karena Hancong, lawan gw, sedang riset di Bangkok, jadi sekalian lah. Challenge masih seru-absurd seperti biasa, kapan dong ada yang mau sponsorin, biar bisa jadi ala-ala Joko gegen Klaas *kalo halu jangan nanggung* 

Totalnya 4 hari di Bangkok, dua hari untuk syuting challenge dan dua harinya gw nggak punya rencana apa-apa musti main ke mana. Trip terandom, and I took it super light.

Non-Challenge Day
Gw mendarat dengan khidmat di bandara Don Muang Hari Kamis sekitar jam 18.30, hal pertama yang bikin surprised adalah adanya musala, wow!!! Muter cari makan, beli simcard dan setelah itu cari taksi. Di dekat situ ternyata ada counter service taxi, langsunglah gw mendekat, gw tanya ternyata menuju hostel gw harganya 750 thb (1 thb sekitar 380 rupiah), kok mahal?!?!?!  Tapi karena nggak tahu apa-apa, ya gw iyain aja. Tiba-tiba ada peloancong lain datang ke counter itu dan nanya, 'Is it meter taxi?' yang dijawab, 'No, it is private taxi.' Pantesan!! Save by eavesdropping!! Langsung gw cancel dan nanya sama satpam di mana bisa pesen taksi yang pake argo. Ternyata tetep mahal ya (pelittttt), karena ada surcharge dan bayar biaya tol, totalnya jadi sekitar 400-an sekian. Sedangkan pada saat itu gw nggak tau ada kereta (budug) yang menuju area hostel gw dengan harga tiket 5 tbh, makkkk, 2000 perak!!!

Hostel gw di daerah permukiman di dekat stasiun Hua Lamphong yang mana memudahkan karena stasiun Hua Lamphong sendiri merupakan stasiun MRT sekaligus stasiun kereta, ga jauh juga dari area Chinatown. Bagosss!!!

1. Jumat
Gw menentukan ke mana gw akan pergi baru paginya di hostel. Oke baiklah, gw memutuskan untuk pergi ke area Wat Arun. Biar kece ngerasain naik MRT, BTS, dan express boat. Acuan gw dalam menemukan jalan ke Wat Arun adalah postingan blog ini, penjelasannya oke dan ada gambar yang menunjukkan jalan menuju Roma Sathorn Bridge Pier (boat station). Setelah sampai Sathorn Bridge Pier, ada mbak-mbak yang sigap ngarahin, yang mana pas gw tanya harga tiket boat, dia bilang 40 thb. Lha, perasaan kata blog yang gw baca harganya 14 thb aja, lalu tiba-tiba gw mendengar orang nanyain orange line boat, yang mana boat yang harusnya gw naikin. Nah, orange line boat ini harganya 14 thb, sedangkan boat yang harganya 40 thb itu hop on hop off. Baiklah, lagi-lagi the power of eavesdropping!!

Kita nggak beli tiket di luar boat, tapi di dalam boat. Akan ada petugas yang nagihin ongkos. Pada saat itu boatnya penuh banget, ibarat lo nyempil di antara orang-orang dan pura-pura akting secara meyakinkan, lo pasti bisa naik perahu tanpa bayar. Tapi yakali ga bayar, kan pret. Sampai di Wat Arun, ternyata sedang ada renovasi, banyak rangka sedang dipasang di wat Arunnya. Kan gw jadi males masuk. Kalau mau masuk ke Wat Arun, biayanya 50 thb (sekitar 19 ribu rupiah, murah kan?). Akhirnya gw muter di sekitar wilayah Wat Arun. Kalau dari foto-foto di internet, keliatan cantik warbiaysak Wat Arun ini, tapi kalau lo liat Wat tersebut dari dalam areanya, ya gitu aja biasa. Hahahahahahaha. Meski wilayah sektarnya oleh uga asal nggak mendung.

Nah, tuh, Wat Arun dengan struktur besi-besi.
Tapi ya udahlah, kalau lo udah sampai sini, Watnya sedang tidak dalam proses renovasi, ga ada salahnya dikunjungi, ga mahal juga tiketnya. Pariwisata Thailand (Bangkok pada khususnya) ini emang maju ya? Turis mancanegara yang mengunjungi lumayan bervariasi, kedengaran dari pemandu wisata lokal yang bertebaran di sana-sini ngejelasin pake Bahasa Cina, Korea, Jerman, Prancis, dsb.

Bonus Om-Om :)))
 

Gw tuh asalanya mau motret polisinya, yang ada malah Mbak-mbak bilang, 'Ayo sana, kamu saya fotoin bareng polisi.' Okelah.


Habis dari Wat Arun, gw menuju area Wat Pho dan Grand Palace (keduanya ada di area yang sama). Kalau bingung, tanya aja sama petugas yang pake seragam menyerupai satpam kalau lo mau ke Grand Palace, nanti dia yang tunjukin boat yang mana yang harus dinaiki. Nah, ni ya, ati-ati juga sama segala jenis scam. Pas gw lagi jalan meuju boat yang akan membawa gw ke Grand Palace, ada pemuda yang baru mendarat di area Wat Arun, dan didekati oleh seoarng makmak. Makmak itu kemudian bilang ada biaya mendarat/memasuki wilayah Wat Arun, sekian puluh Baht. Ya nggak ada kaleeeee, satu-satunya yang musti lo bayar adalah tiket ketika lo mau masuk ke dalam Wat Arun atau ketika lo belanja sesuatu (yaiyalah!!).

Sampai di wilayah Wat Pho dan Grand Palace, gw liat ada keramaian orang-orang pakai baju hitam. Gw nggak tahu pastinya itu apa, tapi pasti berkaitan dengan masa berkabung terhadap raja. Mungkin habis ada sejenis upacara untuk berkabung. Karena gw dikasi tahu bahwa mourning period itu satu tahun. Diharapkan orang-orang berpakain gelap atau ketika nggak berpakiaan gelap ya pasang black ribbon. Nah, ternyata orang-orang tersebut dari suatu foundation. Setelah berkabung, mereka bagi-bagi makanan. Makanan beneran bok, proper meal. Pengen ta' sikat rasanya, tapi takutnya harom, yaudah yang gw ambil cuma es krim (duileee emang es krimnya yakin halal? Hahahahahahaha *self toyor*).

Lokasi yang pertama gw kunjungi adalah Wat Pho. Agak lumayan sih ya, mungkin 10 menit jalan kaki dari pangkalan boatnya. Gw suka Wat Pho ini, entah kenapa.



Jamaah Wat Pho.

Masuk Wat Pho sendiri gratis, hal yang berbayar di dalam Wat Pho hanya ketika lo mau liat reclining Buddha, bayarnya 50 thb. Gw masuk dan liat reclining Buddha, yang mana meh juga ya. Yang ada jamaah umpel-umpelan sibuk selfie dan motret reclining Buddha tersebut (termasuk gw juga sih...hahahahahaha).

Jamaah Reclining Buddha. Kthxbye.
Setelah gw pikir-pikir, kalau lo hanya akan menghabiskan 50 thb, kayaknya lebih worth masuk Wat Arun daripada buat liat reclining Buddha (pelit tak bertepi). Penting untuk diingat, toilet di wat Pho ini bersih, bagus, dan ada colokan. Gw sempet nangkring buat ngecas hape, Asia abis kan?

Dari Wat Pho gw merengsek menuju Grand Palace. Jalan di sekitarnya di tutup dan lo harus lewat suatu entrance di mana ada pemeriksaan isi tas dan juga pengecekan paspor. Ga jauh dari Grand Palace ada lagi stall bagi-bagi makanan, warbiyasak. Gw sendiri ga masuk Grand Palace, kalau mau masuk kalau nggak salah bayarnya 500 thb. Waktu itu gw udah ada janji buat ketemu Hancong di salah satu mall hitz di Bangkok. Selain itu gw nggak tau juga sih apa Grand Palace udah dibuka untuk umum lagi atau nggak, karena informasi dari Hancong, setelah raja meninggal, Grand Palace sempat ditutup untuk umum, yang pasti gw liat banyak orang di sana (lha emang kalau banyak orang berarti Grand Palace sudah dibuka untuk umum? Mbuh juga).

Bagi-bagi makanan.

Grand Palace. Ini setelah hujan.
Di perjalanan. Tiati mabok laut.
FYI, di mall MBK ini ada musala!!! Asoy kannn!!! Akhirnya kami makan sore, jalan ke Universitas tempat Hancong riset, yaitu Chulalongkorn University (I know, John Travolta would not even try to say it, he wouldn't). Acara dilanjutkan dengan bagosip dan tour de mall. Mall-mall di sini hitz dan sungguh happening, designnya bagus-bagus. Lagi-lagi di salah satu mall bernama Central World ada musala, yang ini lebih kece karena ada supply air, teh, dan kopi gratis di dalamnya :)))).


2. Senin
Hari lain di saat gw nggak ada challenge gw habiskan dengan jalan ke Chinatown, foot massage, dan tour de mall lagi sorenya bareng Hancong. Seperti yang udah gw bilang, Chinatown ini ga jauh dari hostel gw, mungkin 10-15 menit jalan kaki. Area Chinatown sendiri luas bukan alang kepalang. Kalau di Singaparna, Chinatown ini identik dengan tempat belanja souvenir nan murah, kalau di Bangkok Chinatown ini pasar segala ada!! Ada yang jual jajanan, souvenir, barang kw, alat pertukangan, kebutuhan sehari-hari dll. Gw sih jajan-jajan lucu aja, bismilah semoga halalan thayiban yang gw makan :)))).


Cari apa? Cari apa?
Jadi baiknya, kalau mau beli souvenir memang ke Asiatique aja alias Asia Syantique. Areanya bersih, terorganisir dengan baik, banyak pilihan, dan harga bersahabat. Beberapa foto dari tour de mall kali ini.

Siam Discovery (kalau nggak salah).

Kalo nggak salah ini patung Mao.
City never sleeps.
Lagi-lagi, gw amazed dengan mall di sini, padahal gw bukan anak mall.

No comments:

Post a Comment