10 October 2015

Curhat nggak penting

Jadi kan kultur di mari emang kayak gitu. Kayak gitu kayak gimana? Ya kayak gitu lah. Tapi ini pun masih jadi pertanyaan, apakah ini spesifik di tempat gw, atau pada umumnya di mana-mana sama aja kalau di sini. Etapi gw pernah diceritain, temennya temen ada yang ditransfer ke kantor cabang suatu perusahaan gede, tapi ga berapa lama minta balik maning ke Jekate, puyeng pala berbi katanya di mari :)))).

Eniwei, bagaimanapun dan seperti apa pun tempatnya, pasti adalah satu, dua, tiga atau beberapa orang yang tetep bisa diajak ngomong, makan siang bareng, bergosip, dan mengomplenkan segala sesuatu, pokoknnya seperti manusia pada umumnya. Entah gimana awalanya, akhirnya terbentuklah genggong makan siang Jumat. Pokoknya kalau Jumat, hampir selalu grup ini mengosongkan waktu khusus buat makan siang bareng entah di mana (kalau hari lain paling gw bareng sama siapa gitu atau.....sendokir yang mana ternyata membahagiakan), sambil update gosip dan segala macem. Kalau semua lagi kosong hari Jumat, makan siang bisa sampai dua jam sendiri :')))). Genggong makan siang ini sungguh diverse dalam hal kewarganegaraan pokoknya aku senang.

Sampai suatu ketika satu anggota capcus karena dapet pehade di Eropah. She's more like a friend to me. Cheerful, nice, smart girl. Nggak terlalu akrab, tapi salah satu orang paling menyenangkan yang gw temui di mari.  Jumat kemaren, anggota genggong lain akan capcus karena suaminya dapet posisi di Ameriki. Hatiku patah. Karena anggota genggong yang ini lumayan akrab, meskipun nggak ikrib banget gimanaaaa getoh. Di luar Jumat, dese salah satu orang yang sering makan siang bareng gw. Tipe mbak-mbak kalem yang bisa ngangon gituh. If I can have a big sister, I will chose a person like her. Banyaaaaakkkk banget hal suka diobrolin dengan topik yang beda-beda. Seru. Padahal proposal dia buat suatu projek baru diterima dan dia bakal mulai projek baru sampai dua tahun ke depan, tapi ternyata pindah. Aku cedih.

Udah gitu aja curhatnya.

Pesan moralnya?

Nih, dengerin kata Marc di Ugly Betty, bahwa di mana pun, dalam keadaan apa pun.....



Iyak betul. Bahkan mbak yang mau pindah ini bilang, setahun pertama tiap pulang kantor kerjaannya nangis karena kok gini amat sih orang dan lingkungan di mari. As time went by, she gave no shit then finally we were able to make our niche. 

Ya begitulah. 

No comments:

Post a Comment