Sebagai penggemar
kerupuk, tentunya besar harapan gw supaya kerupuk bisa jadi makanan pokok di
indonesia. Ya daripada swasembada beras gagal maning, yuk mari kita swasembada
kerupuk aja *yakali*. Ibarat kata ditawarin kerupuk atau nasi, gw pasti pilih
kerupuk, padahal jelas yak lebih ga sehat dan sekalinya makan ga bisa berhenti
kecuali kerupuknya udah habis.
Beri aku sekaleng
kerupuk, maka akan kuguncangan dunia!!!
Kalau diminta
buat milih jenis kerupuk terfavorit, susah dek kayaknya, yabes semuanya kan
enak dan punya kekhasan masing-masing. Mari kita lihat:
Kerupuk jengkol
Gw nggak tahu
juga kerupuk ini dikasi nama kerupuk jengkol apa karena beneran pake campuran
jengkol atau biar heitz dan mangundang pembeli, tapi gw rasa sik beneran ada
unsur jengkol, soalnya ada bagian rasa yang khas jengkol dari kerupuk ini. How do
i know if it’s jengkol? I just assume, i forgot the taste of jengkol. Yes, i once
tasted jengkol when i was a kindergarten student *say whattt?!?!*. A five-year-old girl ate jengkol simply because
simbok pengasuh cooked it. It tasted quite good but the smell stayed. It was my
first and last experience with jengkol. Nah, dengan atau tanpa jengkol pun,
kerupuk ini merupakan salah satu kerupuk favorit gw, kasi lah satu kantong,
bisa duduk anteng sampai kerupuknya habis, kemudian mulut dan tenggorokan nggak
enak karena miyak jelek yang dipake nggoreng. Dijualnya biasanya dalam bentuk
satu kantong keresek besar karena emang ukuran kerupuknya geda bok, ya segede
layang-layanglah *hyukk*. Tapi sekarang di warung-warung kok kayak udah jarang
jual kerupuk ini, waktu gw TK kayaknya dijual di warung dan bisa beli satuan. Kalo
nggak salah 25 perak *oh good old time*. Sekarang beli ke pasar atau ke mamang
yang emang khusus menjajakan kerupuk.
Kerupuk melarat
Not my favorite. Tapi
kalau lagi ngomplong nggak ada kerjaan dan cemilan, terus disodorin, pasti ta’embat
juga. Bukan karena gw takut jadi melarat kayak nama kerupuk ini, tapi ya emang
nggak tahu lah, bukan favorit aja. Karena jarang makan varian kerupuk jenis
ini, makanya nggak biasa kali yak. Eniwei, disebut kerupuk melarat karena
proses penggorengannya yang memang melarat. Maksudnya, kerupuk ini nggak
digoreng pake minyak, tapi pake pasir yang panas gitu. Don’t ask me how.
Kerupuk udang
Oke, ini standar.
Kayaknya semua orang suka dan kerupuk ini hampir selalu ada di
perhelatan-perhelatan. Misal, di hari lebaran, kerupuk udang sering digunakan
sebagai pendamping opor atau di kawinan-kawinan pun kerupuk yang disajikan
biasanya kerupuk udang, bukan yang lain. Rasanya ya enak lha wong ada udangnya
*meskipun paling campuran udangnya pasti cuma seiprit*. Gw suka, cuma kayakya
terlalu standar ya. Ibaratnya, makan kerupuk udang tuh bak kita lagi menjalani
hidup di zona aman dan nyaman *perumpaan apeuuu*.
Kerupuk sumber
sari
I don’t know how
people came up with this name. Kayak nama-nama desa yang ada di bacaan buku Bahasa
Indonesia jaman gw SD deh. Ini tuh sebenernya salah satu kerupuk standar dalam
kehidupan sehari-hari. Lebih banyak ditemui daripada kerupuk udang, mungkin
karena harganya lebih murah. Kerupuk ini tuh kerupuk yang warnanya oranye dan putih berukuran sebesar koin 500-an sebelum digoreng. Kalau suka beli bubur
ayam kampung atau nasi kuning,biasanya kerupuk ini yang ditambahkan. Selain itu,
cikal bakal seblak basah tuh mengguakan jenis kerupuk ini. Meskipun salah satu
golongan kerupuk yang standar, tapi tetep ada kesan lain antara kerupuk ini dan
kerupuk udang.
Kerupuk putih
Nggak tahu nama
resmi kerupuk ini bok. Sebenarnya apa sih nama dari kerupuk ini? Kalau ada yang
tahu boleh dong kasi tahu, boleh nama dagangnya atau nama IUPAC-nya *yakali
senyawa kimia*. Ini kalau gw bilang sebelas-dua belas sama kerupuk sumber sari. Ya
masih satu keluarga dalam artian lumayan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Cuma beda
segmentasi aja. Kalau kerupuk sumber sari fokusnya di bubur ayam atau nasi
kuning, kerupuk ini kayaknya lebih di warung makan/mie ayam/soto tau makanan
berat berkuah lainnya. Kalo nggragasin kerupuk ini enaknya sambi ditetesin
kecap. Nah, kalau kerupuk ini laiknya kerupuk jebgkol dan melarat, dijual dalam
bentuk udah mateng. Lain sama kerupuk sumber sari atau kerupuk udang yang bisa
dibeli dalam bentuk mentahan.
Kerupuk mie
Jadi ini tuh
kerupuk atau mie?! Kok nggak konsisten amat!!! Jadi
kerupuk ini tuh antara disebut kerupuk mie atau kerupuk kuning. Ya apalagi
kalau bukan karena warnanya yang kuning dan bentuknya mirip mi. Kerupuk ini juga
biasanya jadi pendamping suatu jenis makanan misalnya, rujak atau rujak atau
rujak *kurang pengetahuan, ga tau apa lagi*, ya kalau nggak rujak biasanya pendamping
makanan yang berbumbu kacang atau agak berkuah sikit, iya nggak sih?
Dorokdok
Cuma orang (yang
hidup di) Sunda yang ngerti istilah ini. Sebenarnya ini sebutan untuk kerupuk
kulit sapi, kalau di Jawa krecek kan disebutnya? Yang suka dimasukin ke
campuran gudeg. Jenis yang satu ini bisa dimakan langsung atau dimasukin campuran
ke masakan (misalnya ya gudeg itu tadi). Kalau udah dijadikan campuran makanan
jadinya kenyal-kenyal-alot gimanaaa gituh, tapi kalau dimakan langsung keras
dan sering bikin keselek karena teksturnya kering bingit sering nyangkut di
kerongkongan. Obviously not my favorite, even the least favorite among other types of kerupuk in this post. Yabessss...effort buat makan terlalu besar ampe
sering bikin keselek, dengan rasa yang biasa aja.
Kerupuk rambak
Kerupuk warna
coklat yang satu ini pada masanya banyak ditemui di warung-warung dan hidup
berdampingan dengan kerupuk putih. Tapi seiring dengan berjalannya waktu,
kerupuk rambak kayaknya kok nggak se heitz dulu yak? Sekarang kerupuk rambak
palingan ditemui di penjual bakso, itu pun yang ukurannya kecil batangan, bukan
yang lebar seukuran daun kelor kertas a4 yang dibagi 4 *ruwet*
Sebenernya masih
banyak pastinya jenis kerupuk lain yang beredar di pasaran. Baik kerupuk
tradisional atau yang sudah mengalami modifikasi. Tapi aku ruwet kalau harus
mengingat segala jenis kerupuk dan tetek-bengeknya. Semoga jadi inspirasi pemirsa
yang pengen makan kerupuk tapi bingung kerupuk apa. If you ask me, i would recommend
you to try kerupuk jengkol...hahahahahahha....tapi yang versi gede, segede
layang-layang yah, kalau yang versi kicik nggak gitu endang.
Akhir kata, selamat hari jumat!
kak aku suka postingan ini. emang indonesia gak bisa lepas dari krupuk. hidup penggemar krupuk :D
ReplyDeleteTosss dulu kita, enak banget yak kerupuk :)))
ReplyDeleteCan make movie story of kerupuk by bening mayanti...that such awesome story of you
ReplyDelete