*muntah ngetik judulnya*
‘When I was
younger, I was healthier but I was racked with insecurity. Now I am older, my
problems are deeper but I am more equipped to handle them’ (Jesse
Wallace-Before Sunset).
Salah satu line
favorit dari film Before Sunset. Trilogi manis yang pernah ada. Trilogi manis?
Padahal gw belum pernah nonton Before Midnight. Udah pernah nonton sik, tapi
belum sampe separo film terus udahan habisnya
takut kuciwa. Soalnya gini, gw suka sama Before Sunrise, terus pas
nonton Before Sunset, gw lebih suka lagi. Before Sunrise itu kan they’re young,
stupid and naive *tsaelahhhh*, pas Before Sunset tuh udah lebih dewasa and
getting real gimana gituh (dan jangan lupa settingnya di Paris...ooo yeahhh).
Nah, gw males aja kalau ternyata Before Midnight ini nggak sabagus Before
Sunset, jadilah nggak gw tamat-tamatin sampai sekarang, padahal latarnya Yunani
aja gitu. Impian banget nggak sih main ke Yunani *untuk kemudian melipir ke
Santorini gitu* *berbisik Amiin dalam hati*
Oke, balik lagi
ke ucapannnya Jesse (Ethan Hawke) di
Before Sunset yang mana kalau dipikir-pikir benar dan masuk akal. Waktu
muda kita lebih sehat dan kuat (physically), tapi insecure nggak pede dan
ragu-ragu kalau mau ngapa-ngapain. Aku tuh hidunya kepriye sih? Ini tuh
harusnya gimana? Oh..oh...bagaimana ini?? Mikirnya pendek yang penting saat ini
aja. Yang nanti ya biar nanti aja, yu dada babay yang penting gw hepi hari ini.
Saat udah menua,
problematika hidup makin kampret, datang silih berganti, fisik makin ringkih,
terus rambut rontok, metbolisme melambat, kerutan halus muncul (ini ngomongin
apa sik?!). Ya pokonya, saat mulai menua (atau bertambah dewasa?), segalanya malah
nggak tambah gampang dan tanggung jawab makin besar. Tapi pengalaman dan asam
garam kehidupan udah lebih banyak dirasa, kita lebih siap buat menghadapi
berbagai hal tersebut.
Iya nggak? Iya
dong......seharusnya.
Nah, sayangnya
omongan si Jesse itu nggak selalu applicable buat semua orang.
Contohnya ya
buat gw...bahahahakhamperthaha.
Waktu gw muda -ya
sekarang masih uda juga sik-, oke ralat. Waktu lebih muda dari sekarang, ya gw
bego (duile, kayak sekarang udah ngga bego), nggak mikir panjang, nganggep
kalau idup tuh ga ribet dan ‘cuman’ gitu-gitu aja *cuman gundulmu!!*
Seiring dengan
berjalannya waktu, semakin banyak yang dilihat, semakin banyak yang dijalani,
akhirnya tahu kalau world is a horrible –yet fine- place. Is this world getting
any better? Hmmmmm...not really. Those experinces made you better, stronger,
and well equipped. Masalahnya, meskipun kita udah lebih siap, masalah yang
datang pun level kesulitannya naik, jadi ya tetep aja aku kudu priye iki?!?!
Jesse bilang kalo semakin tua kita semakin more equipped, nah more equiped tuh
bisa banyak pegertiannya. Bisa jadi more equipped untuk menghadapi haters.
Saking seringnya ketemu haters sampe apal selahnya ini orang harus diapain.
Bisa juga more equipped dalam artian ngadepin uncertainty *no am not talking
about uncertainties in clmate change scenarios that its model always needs to
be validated, ngok!!*, karena sudah sadar bahwa hidup penuh ketidakpastian dan
bisa menerima hal itu dengan baik, setiap surprise yang terjadi dalam hidup
selalu bisa diambil sisi positifnya.
Kalau gw lain cerita, soalnya, rasa-rasanya more equipped ala gw masih
di level beginner. Palingan keyakinan gw akan ‘badaiiiii pasti berlalu,’ itu
juga kalau lagi waras, kalau lagi gila tetep aja meratap di pojokan. Kalau lagi
waras dan di puncak kepositifan, i really can see the light at the end of the
road. Dan kalau udah nggak tahu lagi ke mana harus bersandar selain ke dada
Adam Levine, ya ini aja yang diingat:
#BeningSoleha2014
versi penyair herman:
...wo aber Gefahr
ist, wächst das Rettende auch... -Friedrich Hölderlin-
Jadi ya begitulah. Selamat Hari Sumpah Pemuda. Bukan Sumpah Serapah.
No comments:
Post a Comment