Gw lagi main internet lalu menemukan artikel tentang ngutang dari NPR, salah satu bagian dari artikelnya berbunyai:
Gw rilet, bukan karena uang yg dipinjam dipake beli TV seharga 1500 USD, tapi karena orang yang dipinjemin duit udah bersenang-senang tapi nggak memprioritaskan bayar hutang, like what?!?!?!
Gw mengerti kalau idup tuh mahal, belum kalau lay-off atau kejadian tertentu yang memang mengharuskan untuk pinjam uang. Itu dia kenapa gw merasa kalau hutang tuh bukan cuma hutang, tapi ada anatominya.
1. Orang yang pinjam uang karena tidak mampu. Dasarnya memang karena butuh. Gw beberapa kali ada di posisi orangnya nggak mengembalikan uang, gw nggak suka diperlakukan seperti itu tapi gw diem aja (credit to my upbringing I can't even stand for myself). Gw sih berharap orangnya bilang bahwa dia butuh waktu lebih lama untuk bayar, asal ini memang untuk kebutuhan mendasar dan darurat. Kalau memang benar-benar nggak bisa bayar karena life is hard, tolong bilang. Gw juga ngerti dan bisa usaha merelakan. Tapi ketika orangnya ga pernah bilang, hal tersebut akan tetap jadi hutang, dan gw merasa tidak dihargai sebagai orang yang berusaha nolong. Gw nggak berharap dapet credit dan pujian setinggi langit, tapi kan tetap ada kepantasan. By the way, ketika orangnya nggak mau bilang, uang yang tidak dikembalikan akan tetap jadi hutang, till the day they die. Sekarang gw menerapkan apa yang disinggung di artikel NPR di atas. Gw kasih uangnya sebesar gw mampu untuk ikhlas, sehingga gw nggak mengharapkan uang itu kembali.
2. Orang yang pinjam uang karena tidak mampu mengatur uang (yang sebenarnya lebih dari cukup). Tipe ini adalah tipe yang membuat gw emosi abis, lo nggak merasa perlu mengatur uang baik-baik karena tahu bisa memanfaatkan gw. Dan by the way, yang kelakukannya begini justru biasanya orang yang lumayan dekat, semakin merasa bisa seenaknya, nggak menghargai, dan merasa entitled. Seringnya, uangnya pun bukan untuk sesuatu yang sifatnya mendasar, dan ketika sudah punya uang yang seharusnya dipakai melunasi hutang, justru uangnya dipake bersenang-senang di mana bayar hutang bukan prioritas dengan alasan 'Ah dia kan nggak kekurangan,' as if adab berhutang tuh kayak gitu. Ibarat pinjem duit sama Jeff Bezos, itu tetap statusnya hutang yang harus dikembalikan segera, regardless how rich the lender. Coba bayangin pinjem duit ke bank dan pas jatuh tempo, 'Ya kan lo banyak duit bank,' you are finished.
Meskipun gw membagi anatomi hutang ke dalam dua golongan, tapi tetap adabnya sama. Kasih tahu kapan ancer-ancer mengembalikan uang dan tepati, adab. Ketika punya uang ya segera dibayar. It is pissing me off when you sincerely try to help other but when they have the money they spend it frivolously, like buying gadget or traveling without attempt to repay the money immediately. Ketika ternyata belum bisa menepati janjinya, bilang, bukan pura-pura dan diam. Ganti tanggalnya lalu tepati. Btw, genuine question, kita nggak boleh ambil bunga ketika meminjamkan uang, kalau uang yang dipinjam dikembalikannya lama dan nilainya sudah berkurang, hukumnya apa?
On a serious note, ya gw bersyukur ada di posisi tidak kekurangan.
Bottom line, when you fail to show the least respect or appreciation to people who have constantly helped you, and you find those people change; you genuinely have zero right to complain and blame those people, maybe look inward to your own behaviour is what you should do.
p.s. kalau gw punya utang, tolong ditagih
No comments:
Post a Comment