21 February 2017

(Pathetic) Outgoing Introvert

Gw memproklamirkan diri gw sebagai  (pathetic) outgoing introvert. Lha, bukannya oksi-moron ya istilah outgoing introvert, katanya introvert, tapi outgoing, dasar tida berpendirian, hih!!! Banyak yang bilang sebenarnya outgoing introvert itu tak lain adalah ambivert, di mana spektrum introversion and extroversion jatuh daerah tengah. Tapi kok gw nggak setuju ya, karena gw nggak (merasa) ambivert, tapi gw (merasa) outgoing-introvert, bingung nggak loh? Sama sih. Kadang-kadang gw baca introvert ilustrasi, terus ngakak sendiri karena kok bener sih??? :)))

Buat gw pribadi, ada hal-hal yang sepertinya terdengar aneh atau menyedihkan untuk geng ekstrovert tapi gw rasa introvert squad bisa relate. Hal tersebut mislanya….

Ilustrasi ini sebenarnya gw banget. Fungsi utama lubang ini buat ngintip sih pasti, tapi kebanyakan biasanya ngintip ketika ada yang ngetuk pintu, untuk mastiin siapa orang yang ngetuk tersebut. Kalau gw, selalu ngintip sebelum melangkahkan kaki keluar rumah. Alasan utamanya adalah untuk mengetahui apakah tetangga depan rumah sedang ada di luar atau nggak. Kalaupun sedang nggak ada di luar, kadang pintu rumah mereka terbuka dan uncle-nya keliatan sedang ngaso di ruang tengah. Gw nggak suka kalau tiba-tiba gw harus dikejutkan dengan keberadaan mereka di luar rumah, padahal apa sih, ya tinggal senyum, sapa, dan santun. Masalahnya, senyum, sapa, santun ini perlu persiapan mental yang mumpuni, makanya intip dulu lah.

Kadang kalau urusannya nggak urgent, gw lebih milih ga jadi keluar rumah. Misal gw harus buang sampah ke refuse chute yang letaknya di luar rumah dan pintu tetangga sedang kebuka. Gw liat aunty-nya sedang siram tanaman hias. Yaudahya, mending gw nggak jadi keluar dan memutuskan untuk buang sampahnya nanti aja ketika mereka udah pada masuk dan nutup pintu. Cupu amat.

Nggak angkat telepon.
Ini nggak melulu untuk nomor nggak dikenal. Gw kadang snegaja nggak ngangkat telepon dari orang yang gw kenal dan milih buat nelpon balik. Gw nggak tahu apa hal ini aneh atau nggak untuk orang kebanyakan. Pada masanya gw pernah nggak ngangkat telpon dengan kode area Jakarta yang gw tahu pasti tentang aplikasi kerjaan gw. Habis itu gw gooling nomor tersebut dan memang bener itu nomor telepon perusahaan. Kurang pathetic apa lagi coba gw?

Makanya gw lebih suka dihubungi via email karena gw merasa lebih siap dan nggak merasa ‘terjajah’ privasinya.

Ehe..ehe..ehehehehe.

Ambil jalur lebih jauh
Have you ever walked and spotted someone you know from the distance? Instead of walking happily and ready to greet them, you just take another longer route just to avoid the person. Ini gw banget :))). Gw pernah lagi ngobrol sama temen, sebut saja X, dia menceritakan temanya yaitu Y. Nah Y ini punya teman, Z, (ini apose banget sih temen-temennya-temen). Si Y ini katanya pernah memergoki si Z yang tiba-tiba puter balik ambil jalan lain, si Y ini yakin kalau Z menghindari dia, padahal mereka berdua temenan cukup baik dan nggak ada masalah. Terus X bilang teman macam apa itu si Z, kampret amat, really a proper beeyotch.

Gw cuma senyum penuh makna sambil bilang kalau gw juga suka gitu. Bukan karena gw sebel sama orang tersebut, gw cuma nggak pengen nyapa aja, lagi ga ada energinya bok. Gw mending ketemu kucing liar deh ketimbang ketemu orang yang dikenal. Pffftt. 

Merencanakan hangout (lalu membatalkan)
Rencana ini bisa berupa rencana gw sendiri atau rencana hangout karena diundang orang lain. Pada masanya ketika di Landa, ketika begitu banyak undangan parti, hayati sampai puyeng sendiri untuk menentukan apakah gw datang memenuhi undangan tersebut atau cari alasan dan nggak datang. Kalau nggak datang (lagi), kali ini alasannya apa (lagi)? Lha wong kadang yang ngundang itu lagi-itu lagi. Atas nama menghormati yang ngundang, ya sekali-kali gw datang, sambil meper ke pojokan dan ngedeketin orang yang keliatannya 'jinak' (merpati kali ah jinak). Gw lebih suka kalau undangannya melibatkan inner circle, orang-orang yang (lumayan) gw tahu dan sifatnya lebih ke dinner bareng ketimbang parti.

Nggak jarang juga gw merencanakan untuk hangout. Googling keriaan apa yang sedang terjadi, terus merencanakan buat datang dan juga merencanakan hal-hal apa yang akan gw lakukan di sana, berakhir dengan nggak jadi keluar dengan alasan, 'Ah, keluar minggu depan juga bisa, keriaan mah pasti ada aja nggak habis-habis. Mending gw baca-baca atau nonton video youtube.' YHA!  

Nggak suka kejutan
'Kalau lo ultah terus nggak ada yang inget gimana?'
'Nggak apa-apa, nbd.' *melengos*
Ku tak suka kejutan. Kejutan yang bagus aja gw males, apalagi kejutan dalam arti terkejut karena hal jelek terjadi. Kurang malesin dan membosankan apa lagi coba gw??? Hahahahaha.

Sebenarnya masih adalah serentetan hal lain, seperti yang diilustrasikan dengan apik di sini atau di sini.

8 comments:

  1. Ihh nomor 2 gue banget. Suka nggak ngangkat telpon. Anaknya lebih suka texting! :))

    ReplyDelete
  2. Ihh nomor 2 gue banget. Suka nggak ngangkat telpon. Anaknya lebih suka texting! :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau nerima sesuatu via teks lebih siap bok, kalau orang lain telpon berasa nggak in charge gitu *tsahhhh* jadi nerveus sendiri.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, salam kenal juga. Iya banget, belum lagi kadang introversion dianggap kekurangan padahal kan itu personality.

      Delete
  4. Ih ternyata sama deh mbo. Akupun ga suka nerima telepon.. Suka degdegan. Kalau ditanya lewat telepon ga bisa mikir lama kaya bales mesej kan hahaha.

    Poin lainnya kecuali kejutan sama jugaaaa.. Kejutan aku sukaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kejutan ai tetep ga demen, meski itu kejutan yang kece. Ciyan yaaaa

      Delete
  5. very like your writing especially about your habbits, personality, and INFP of course.. ahahahahhaah

    btw, i'm an INFP toooo

    so happy to know about you from your blog

    wish we could meet someday in somewhere :))

    ReplyDelete