03 February 2016

(Tentang) Bahasa Inggris

Tenang aja, bukan mau ngasih tips lancar berbahasa Inggris, lha wong sampai sekarang Bahasa Inggris masih belepotan dan writing skill pun memble. Ini cuma mau ngomongin betapa kadang kita sangat takut untuk berbicara Bahasa Inggris, terutama takut salah dan takut dijudge sama orang lain, padahal sih nggak gitu juga.

Sejarah kemampuan gw dalam berbahasa Inggris nggak impressive sama sekali *watir*, meski dari SMP udah masuk les, ditambah nilai Bahasa Inggris di sekolah dan tempat les pun bagus, tapi ternyata kenyataan tak seindah bayangan. Jaman kuliah, di kampus gw, kelas Bahasa Inggris dibagi tiga kelas berdasarkan skor TOEFL, kelas reading (TOEFL kurang dari 450), kelas presentasi (450-475), dan kelas writing (lebih dari 475). Ketebaklah gw masuk kelas yang mana, sudah barang tentu kelas reading :)))).

Maju beberapa tahun di era gw apply-apply sekolah dan beasiswa, tentu ada syarat kemampuan Bahasa Inggris. Gw bersyukur juga gw terdampar di jurusan IPA  yang mensyaratkan Bahasa Inggris cenderung lebih kecil (IBT at least 79-80) dari kelas IPS (92-93). Nah, kalau gw udah lolos syarat IBT, berarti Bahasa Inggris oke dong? YA ENGGA JUGA KELEZZZZ. Buat gw, dan gw yakin buat beberapa orang lainnya, yang namanya tes TOEFL (atau IELTS atau apa pun) itu targetnya ya buat lolos, yang penting skor yang diinginkan tercapai. Miriplah sama SPMB, aslinya mah blangsak ga ngarti-ngarti amat, cuma banyak latihan soal sama ngikutin guideline aja dan ditambah sedikit hoki. Lama-kelamaan terbiasa dan berhasil lolos. HAHAHAHAHAHAHA, jangan ditiru ya, latihan banyak dan pake cara cepat sungguh membantu, tapi kalau bisa paham, itu jauh lebih baik lagi.

Nah, balik maning ke masalah takut ngomong Bahasa Inggris. Ya envelope, gw ngalamin banget. Seumur idup selalu pake Bahasa Indonesia campur Jawa dan Sunda, ditambah bahasa bencong dan bahasa G4UL ala Debby Sah3rtian, kacau semua. Meski pernah ngambil kelas presentasi dan ngalamin speaking section pas IBT, tapi tetep nggak ada yang ngalahin sensasi jatuhnya level kepercayaan diri ketika ngobrol dengan bule yang jago Bahasa Inggris. I stutter in an instant.

Masalahnya bule Landa kan emang salah satu golongan bule dengan kemampuan Bahasa Inggris mumpuni (tahun 2012 tiga besar di Yurep: Sweden, Denmark, Netherlands), maka hampir setiap gw ngobrol sama orang Belanda gw gagap dan ga pe-de samsek (kecuali gw nyaman sama orangnya) meski  lama-lama membaik sih. Terus apa jadinya kalau gw ngobrol sama English native speaker? tambah memble dong? Engga juga sih, soalnya gw tahu, mereka jago Bahasa Inggris karena emang itu Bahasa Ibu mereka, karena mereka dari lahir udah diajak komunikasi pake Bahasa tersebut, ya wajar kalo jago banget dan gw ga peduli kalo gw jadi terlihat begok banget.  Lain cerita dengan bule Landa, mereka nggak lahir dengan Bahasa Inggris, tapi mereka jago Bahasa Ingrris (ya emang sih  karena sistem pendidikannya yang mumpuni), kepercayaan diri langsung drop shayyyy.

Terus gimana dong? Ya nggak gimana-gimana sih. lama-lama semua membaik. Ada beberapa faktor yang nolong, misalnya kemampuan Bahasa Inggris orang lain yang, kalau kita analisis secara seksama, sebenernya sama memblenya dengan kita (atau bahkan lebih memble) tapi kok ya ngewes melulu kesana-kemari. Lha, kalau dese aja berani , masa gw yang (kayaknya sih) nggak sememble itu nggak berani? Rugi dong gw, kapan bisanya kalau nggak mau belajar ngomong? 

Faktor lain yang membantu adalah hasil analisis terhadap para bule ketika mereka nanggepin orang yang Bahasa Inggrisnya memble kek gw. Setelah gw liat-liat, mereka mah biasa bangetttt, woles aja kalo kita lupa suatu kata, nggak tahu suatu istilah, atau ngomong nggak lancar. Mereka pun sama aja, kadang kalau lagi ngobrol berhenti lalu, 'Wait, I don't know the English word for it.' Lama-lama ya gw cuek aja, kalau lagi ngobrol dan nggak tahu istilahnya dalam bahasa Inggris ya bilang aja, kadang masih usaha mendekripsikan, tapi kalau ternyata buntu, tinggal bilang, 'Forget it,' atau minta pertolongan g-translate. Kalau tahu katanya tapi ga bisa mengucapkan, eja aja hurufnya, nanti mereka yang bantu kasih tahu pelafalannya. Sejauh ini, orang yang gw temui sih baik-baik aja (ya mungkin ada yang ngenyek atau nge-judge dalam hati, tapi gw yakin orang seperti ini ya minoritas).

Intinya, kadang akar dari ketakutan untuk ngomong dengan Bahasa Inggris adalah perasaan Ge-Er belaka. Ge-Er kalau yang diajak ngomong ga bakal ngerti atau Ge-Er kalau bakal dijudge sama lawan bicara, padahal mereka ora peduli, yang penting buat mereka maksud nyampe dan bisa komunikasi. Terus gimana kalau nemu lawan bicara yang ngenyek karena kita memble? ya ga usah ngobrol sama dese, cari orang lain buat diajak ngobrol. Kalau memang kita tetep harus kerja bareng sama doi, ya udah ngobrol seperlunya aja, dan tetep ngobrol dengan orang lain yang baik, niscaya lama kelamaan kemmapuan bahasa akan membaik, pasti.
 

No comments:

Post a Comment